RAJAH LULANG MACAN

Dimaharkan Rajah Lulang Macan

Tentang Rajah Lulang Macan adalah Rajah Macan yang diperoleh Master Eyang Combor setelah menaklukkan sosok makhluk yang menghadang perjalanan beliau ketika mendaki puncak 29 (songolikur) di Gunung Muria, Kudus, Jawa Tengah. Rajah Lulang Macan ini memiliki tuah yang berguna dalam hal Perlindungan dan kekebalan . Di dalam Rajah lulang macan ini bersemayam khodam yang berwujud macan tutul. Meski wujudnya berupa sosok harimau, namun energinya positif.
Sejarah Perolehan Rajah lulang macan
Berniat menghadiri tradisi Suranan tahun lalu, master eyang combor mendatangi Rahtawu pada malam 1 Sura. Beliau ingin berdoa ke petilasan Eyang Lokojoyo yang terletak di kawasan Rahtawu, tepatnya di Puncak 29. Saat berjalan menapaki jalan setapak yang berbatu dan dipenuhi oleh semak-semak yang begitu rimbun di kanan kiri serta kondisi penerangan yang begitu gelap, tiba-tiba ada sosok makhluk yang menghadang perjalanan beliau. Seekor macan tutul. Begitulah wujud sosok di tengah jalan yang menghadap ke arah rombongan master eyang combor.
Master Eyang Combor memberi salam dan sosok di hadapan beliau pun menjawab salam. Ternyata sosok tersebut muslim, terbukti dari jawaban salam yang diberikannya. Sosok tersebut menanyai maksud dan tujuan kedatangan master eyang combor. Dengan rendah hati master eyang combor memberitahukan maksud kedatangan beliau. Sosok macan tutul itu menganggukkan kepala dan mempersilahkan master eyang combor untuk melanjutkan perjalanan. Namun ia memberi syarat agar master eyang combor tidak mengambil apapun dari tanah Rahtawu. master eyang combor tidak berjanji dapat memenuhi persyaratan tersebut, karena setelah berdoa di puncak 29, beliau akan melanjutkan berburu benda-benda yang memiliki tuah di dalamnya.
Mendengar hal tersebut, sosok macan tutul itu terlihat geram dan marah. Ia tidak ingin ada seorang pun yang mengambil benda-benda yang tersembunyi di tanah Rahtawu. Berdasarkan hal itu, ia mengajak master eyang combor bertarung. Jika ia kalah, maka ia akan mengabdikan diri kepada master eyang combor. Namun jika master eyang combor kalah, maka master eyang combor tidak diperkenankan meneruskan perjalanan ke puncak 29. master eyang combor menyanggupi. Pertempuran pun tidak dapat dielakkan. Sosok macan tutul itu memberikan serangan yang bertubi-tubi kepada master eyang combor. Namun karena kekuatan master eyang combor lebih tinggi, beliaupun dapat meanangkis serangan-serangan tersebut dengan cepat. Hingga akhirnya pertempuran itu dimenangkan oleh master eyang combor. Sesuai dengan janjinya, sosok macan putih tersebut berlutut di depan master eyang combor. Ia mengemukakan alasannya mengapa ia tidak menyukai orang-orang yang mengambil rajah lulang macan ataupun benda-benda bertuah di bumi Rahtawu. Ia tidak ingin orang-orang tersebut menyalahgunakan apa yang mereka dapat. Namun setelah bertemu dengan master eyang combor dan mengetahui tingkat kesaktian dan niat baik master eyang combor, ia pun memberi master eyang combor sebuah Rajah lulang macan dan berjanji akan mengabdikan diri. Demikianlah asal usul Rajah Lulang Macan Tutul ini.
Kegunaan Tuah Rajah Lulang Macan berguna dalam hal
Perlindungan dan kekebalan. rajah lulang macan ini akan melindungi Anda dari serangan dan gangguan jin jahat . Jika Anda memiliki rumah yang dulunya tidak berpenghuni (Suwung ) dan banyak makhluk gaib yang mengganggu ketentraman keluarga Anda, maka rajah lulang Macan Tutul ini sangatlah tepat menjadi ageman Anda. Rajah lulang Macan Tutul juga mampu Menangkal gangguan-gangguan jin yang dikirimkan untuk menyalahi atau mengguna-guna Anda. rajah lulang macan ini akan membentuk perisai gaib yang menyelubungi diri Anda sehingga tidak mudah ditembus oleh energi jahat yang ada di sekitar Anda.
Sosok Khodam Dibalik Rajah Lulang Macan berwujud macan tutul. Meski begitu, ia memiliki energi yang positif. Khodam Macan Tutul tidak bersifat mengganggu ataupun membawa dampak negatif. Anda juga tidak perlu khawatir khodam ini akan meminta tumbal. Karena khodam macan tutul berasal dari golongan khodam putih, sehingga ia tidak mungkin meminta tumbal. Ia telah berjanji akan mengabdikan diri kepada manusia. Karena baginya, mengabdikan diri kepada manusia merupakan hal yang sangat terhormat, mengingat manusia adalah makhluk ciptaan yang paling sempurna.